, Taiwan
264 views

Sektor angin lepas pantai Taiwan tetap bertahan di tengah pemotongan tarif

Investor yang tidak memiliki pengalaman atau kapasitas di sektor ini mencari peluang untuk membeli proyek yang sudah ada.

Meskipun ada penurunan tingkat feed-in-tariff (FiT) dan gangguan rantai pasokan yang disebabkan oleh pandemi, sektor angin lepas pantai Taiwan terus tetap menarik bagi investor.  Bisa dilihat bahwa banyak investor lokal dan internasional bersaing untuk mendapatkan pangsa di pasar.

The Ministry of Economic Affairs’ (MOEA) mengumumkan tarif FiT untuk angin lepas pantai pada tahun 2020 turun rata-rata 7,64% menjadi $ 0,17 (NT $ 5,0946) per kWh. Menurut konsultan dari Pinsent Mason, John Yeap, hal ini mendapat tentangan dari pengembang, dimana wpd chair dari Taiwan Energy, Yuni Wang dilaporkan mengkritik tarif FiT tersebut sebagai hal yang tidak masuk akal dan tidak mencerminkan biaya actual untuk membangun ladang angin lepas pantai di Taiwan ."

"[Pemotongan FiT] mendapat beberapa tentangan dari pengembang, meskipun FiT secara global menurun mengingat meningkatnya skala ekonomi dan lokalisasi di sektor ini," kata Yeap.

Sementara itu, catatan dari Fitch Solutions menyebutkan bahwa penurunan ini membahayakan kelayakan ekonomi dari beberapa proyek yang ada dalam saluran tersebut dan memperburuk risiko akan adanya keterlambatan. "Sementara itu kami mengakui bahwa tarif FiT baru, mungkin menimbulkan beberapa risiko penurunan pasar, karenanya kami mempertahankan prospek atau optimisme kami serta akan terus memantau pasar dengan cermat," tambah Fitch.

Menanggapi kritik semacam itu, Kementerian mengatakan bahwa para pengembang belum memberikan bukti "meyakinkan" untuk mendukung klaim mereka terkait biaya yang tinggi. Yeap menambahkan bahwa tarif baru adalah hasil dari konsultasi ahli dan bahwa tarif tahun lalu tidak dapat dipertahankan.

Mendukung masalah ini, Fitch menyoroti bahwa keputusan akhir datang setelah tiga putaran audiensi publik di Taipei, Taichung dan Kaohsiung, yang mungkin telah menyarankan proses konsultasi dan pengambilan keputusan yang memadai. Sebaliknya pada tahun 2019, pemotongan tajam yang tak terduga menyebabkan pengembang dan investor besar, termasuk Ørsted, menangguhkan proyek mereka. Pemerintah kemudian berkompromi pada 2019 setelah mendapat umpan balik.

Selain itu, Fitch percaya bahwa harga baru yang ditetapkan akan tetap relatif menarik bagi investor. Tercatat bahwa lelang kapasitas angin lepas pantai pertama di Taiwan mencatat tawaran kemenangan $ 0,076 (NT $ 2,2245) menjadi $ 0,087 (NT $ 2,548) per kWh, jauh lebih rendah daripada FiT yang ditawarkan. Turunnya tarif akan diimbangi dengan penurunan teknologi dan biaya pengembangan untuk angin lepas pantai.

Secara khusus, pengembangan batch pertama proyek angin lepas pantai — seperti Ørsted's Formosa 1, atau Changua 1 dan 2a — diharapkan dapat membantu menempatkan rantai pasokan peralatan yang akan memungkinkan pengurangan biaya yang lebih besar untuk proyek-proyek pada masa depan.

“Sementara tingkat FiT yang lebih tinggi diperlukan untuk mendukung investasi rantai pasokan di awal yang substansial diperlukan, proyek-proyek dimasa depan akan menjadi jauh lebih kompetitif dari segi biaya, karena pengembang proyek dapat memanfaatkan rantai pasokan domestik yang telah mapan, dan juga dari sinergi dari proyek yang ada,” laporan tersebut. menyatakan.

Terlebih lagi, menurunkan biaya di seluruh rantai pasokan tenaga angin dan membuat proyek angin lebih kompetitif  dari segi biaya merupakan upaya pengembangan turbin angin lepas pantai untuk dapat lebih kuat lagi.  Hal tersebut akan mengurangi jumlah turbin yang diperlukan pada proyek-proyek baru. "Produsen turbin angin terus membuat kemajuan menuju komersialisasi turbin angin lepas pantai yang lebih besar dan lebih kuat dengan berukuran sama atau melebihi 10 MW," terlampir pada laporan tersebut.

Headwinds akibat pandemi

Di antara pasar yang terbukti paling efektif dalam menangkis pandemi COVID-19 adalah Taiwan yang tidak menutup ekonominya seperti banyak negara lain di seluruh dunia, dan semuanya masih beroperasi seperti biasa. Meskipun begitu, tidak ada upaya untuk menghindar dari gangguan pada rantai pasokan angin lepas pantai, karena sebagian besar masih berbasis di Eropa yang sangat terdampak.

“Mengingat bahwa sebagian besar rantai pasokan angin lepas pantai masih berbasis di Eropa, yang sangat dipengaruhi oleh pandemi, produksi berbagai komponen dan perakitan turbin angin telah terpengaruh. Terlebih lagi, perbatasan Taiwan ditutup untuk orang asing sampai saat ini, sehingga beberapa ahli teknis tidak dapat melakukan perjalanan ke Taiwan untuk melakukan pekerjaan mereka,” kata Yeap.

Meskipun rantai pasokan melambat, tekad dan antusiasme sektor ini tetap tidak tergoyahkan. Yeap mencatat laporan Reuters dari  Ørsted Asia-Pacific president, Matthias Bausenwein, yang mengatakan bahwa keputusan investasi dan kepercayaan publik mereka pada sektor angin lepas pantai tidak akan dipengaruhi oleh pandemi, meskipun hal itu dapat menunda jadwal proyek mereka.

Daya tarik untuk investor tetap kuat

Pasar masih diharapkan untuk dapat menarik lebih banyak investor lokal dan internasional, karena banyak proyek yang hampir selesai dan investor tanpa pengalaman serta investor keuangan tanpa kapasitas di sektor ini pun, mencari peluang untuk membeli  proyek yang ada, kata Yeap.

Telah terlihat lebih banyak pemain memasuki pasar, sebagaimana dibuktikan oleh akuisisi saham  Zhangfang dan Xidao Wind Farms oleh Taiwan Life Insurance dan Transglobe Life Insurance, kemudian Yunlin Offshore Wind Farm oleh EGCO Group dan konsorsium yang terdiri dari Sojitz, JXTG Nippon Oil & Energy, Chugoku Electric Power, Chudenko, dan Shikoku Electric Power.

Investor Jerman juga telah condong ke arah pasar angin lepas pantai Taiwan, yang melihatnya sebagai pasar yang baru lahir dengan peluang berlimpah dan pintu gerbang penting ke Asia. Yeap berharap untuk melihat lebih banyak minat dari mereka pada masa depan.

wpd merupakan salah satu investor internasional pertama yang dialokasikan dan memiliki kapasitas di Taiwan, dimana sekarang memiliki satu proyek yang sedang dibangun, yang lain akan memulai konstruksi pada tahun 2021, dan dua lainnya sedang dikembangkan. Energie Baden-Württemberg AG (EnBW) juga memilih Taiwan sebagai pasar angin lepas pantai pertamanya di luar Eropa yang mengembangkan  2GW Formosa III di Taiwan bersama dengan Macquarie dan JERA. Selanjutnya, Energi Terbarukan RWE juga hadir di Taiwan, bergabung dengan Asia Cement Corporation untuk lebih lanjut mengembangkan proyek angin lepas pantai Chu Feng yang mencapai 448MW.

“Diluar daratan Cina, Taiwan memimpin dalam hal kebijakan pemerintah, kerangka hukum, proyek yang sedang dibangun, proyek dalam pengembangan, dan rencana masa depan. Taiwan telah memiliki 5,5GW dalam salurannya dari 2020 hingga 2025, dan memiliki rencana untuk kapasitas generasi yang lebih banyak yang mulai beroperasi dari 2026 hingga 2035,” tambah Yeap.

Fitch Solutions memproyeksikan Taiwan menambah kapasitas angin bersih sekitar 5,8 gigawatt (GW) selama dekade mendatang, dan menyumbang 7,9% dari total pembangkit listrik pada tahun 2029. Dalam jangka panjang, kapasitas untuk darat dan lepas pantai diproyeksikan akan tumbuh rata-rata tahunan sebesar 23% antara akhir 2019 dan 2029 hingga mencapai di bawah 6,7GW pada akhir dekade.

CNOOC Limited mengirimkan Train 3 Proyek LNG Tangguh di Indonesia

Train 3 memiliki kapasitas pembangkit sebesar 7,6 juta ton per tahun.

PLN di Indonesia membuka pembangkit hidrogen ramah lingkungan pertama

Pembangkit tersebut mampu memproduksi 51 juta ton hidrogen per tahun.

Kontribusi TBS Energi terhadap target energi terbarukan Indonesia sebesar 23%.

TBS Energi membantu Indonesia mencapai target kapasitas terpasang 100MW pada 2025.

Asia beralih ke co-firing biomassa pembangkit listrik batu bara demi keamanan energi dan transisi

Namun, para ahli memperingatkan bahwa hal ini berarti pengoperasian pembangkit listrik tenaga batu bara akan diperpanjang.

Asia membutuhkan gas alam untuk menyeimbangkan ‘trilema energi’

Gas alam lebih bersih dibandingkan batu bara dan akan mendukung intermiten energi terbarukan, kata ANGEA.

Rencana energi 18 tahun Kamboja menetapkan target ambisius untuk energi terbarukan

Untuk mencapai ketahanan energi, Kamboja harus mengatasi tantangan investasi, mengurangi konsumsi yang boros, dan meninjau kebijakan harga.

Mengapa ASEAN harus mengambil pendekatan regional untuk mempercepat energi terbarukan

Laporan Pendekatan Regional menguraikan bagaimana kolaborasi merupakan kunci untuk mencapai tujuan 35% kapasitas energi terbarukan pada 2025 di kawasan ini.

Korea Selatan dan Indonesia menandatangani kesepakatan kerja sama energi nuklir

Perjanjian tersebut merupakan salah satu dari 16 perjanjian yang ditandatangani oleh para pihak pada KTT ASEAN 2023.

VOX POP: Bagaimana adopsi AI mengubah operasi pembangkit listrik

Meskipun AI masih baru, integrasinya dalam sektor energi telah signifikan meningkatkan operasional pembangkit listrik