, Singapore

Meet Gautam Jindal at the 2017 Asian Power Utility Forum

Jindal, from Energy Studies Institute, will speak about "intermittency".

Gautam Jindal is a Research Associate at the Energy Studies Institute, National University of Singapore. Gautam has seven years’ experience in energy and low carbon policy research, corporate GHG management, and sustainability reporting. At ESI, Gautam’s research areas include renewable energy integration, climate change negotiations, and management of HFCs under the Montreal Protocol.

Jindal will be among the speakers at the 2017 Asian Power Utility Forum, Singapore leg. The event will be happening tomorrow April 25 at The Shangri-La Hotel Singapore. 

Tell us about your professional background and your role in the energy industry.

I am a researcher at the Energy Studies Institute, National University of Singapore. ESI is an energy think tank that conducts policy research on three areas of energy – Energy Economics, Energy & Environment, and Energy Security. One of my research areas includes integration of renewable energy in electricity markets.

Can you give us a glimpse of what you will talk about at the Asian Power Utility Forum? 

At the Asian Power Utility Forum, my aim is to provide an academic perspective regarding the “Intermittency” challenge of Solar PV in Singapore. As an isolated power system with a liberalised electricity market, Singapore will need to overcome some unique barriers to integrate PV at GW scale. Additional “Frequency Control Services” required for balancing intermittent PV output, are expensive and can lead to inefficient outcomes in the electricity market. Thus, the market design will need to be modified based on lessons from other electricity markets. Furthermore, the adoption of Energy Storage Systems (ESS) will be crucial to integrating PV in Singapore at a low cost.

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.