, China

Siemens to supply blades to Shanghai Electric

Siemens and Shanghai Electric are on the verge of launching a joint-venture to supply the Chinese market.

 

 

Under the agreement, Siemens will supply blades to Shanghai. In November, Siemens launched a blade manufacturing plant in Shanghai, the company’s first in China.

The facility has the capacity to manufacture 600 blades in the 2.3MW to 3.6MW class. Few Chinese companies can produce blades above 1.5MW while Shanghai produces a 3.6MW turbine.

Neither company was able to comment. However, the two companies cooperate in a number of other areas.

Shanghai has two objectives in establishing the venture. One is to gain control through an increase in equity and the other is to gain access to Siemens’ blade technology.

In July, Shanghai Electric launched a 3.6MW offshore wind turbine prototype off the production line.

In December, Shanghai Electric completed upgrading its production line to produce bearings for large-scale wind turbines. 

Despite the achievements, Shanghai Electric still has to improve a series of key technologies in the wind turbine industrial chain.

These include the development and industrialized production of generators, master controllers and frequency converters. According to industry officials, this is principally behind Shanghai's decision to cooperate with Siemens.

Follow the link for more news on

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.