, Singapore

C&G sells waste-to-energy business in China for RMB1.85b

Southeast Asian expansion underway.

In a release, SGX Mainboard-listed C&G Environmental Protection Holdings Limited announced that the Group has reached a new milestone in the proposed sale of its WTE business in China, as it repositions itself to focus on the expansion of its business in Southeast Asia.

The Group, through its wholly-owned subsidiary, C&G Environmental Protection (Hong Kong) Company Limited, has entered into a legally binding framework agreement with Grandblue Environment Co. Ltd for a 100% sale of its equity interest in C&G Environmental Protection (China) Company Limited, a wholly-owned subsidiary of C&G HK.

The proposed consideration for this sale of the Group’s WTE business and assets (including concession rights) and its principal operating subsidiaries in China, is valued at RMB1.85 billion (approximately S$385.4 million) and will be satisfied by cash and the issuance and allotment of new ordinary shares in the share capital of Grandblue.

RMB1.1 billion (approximately S$231.25 million) - will be satisfied in cash whilst the remaining RMB0.75 billion (approximately S$156.25 million), will be by way of allotment and issuance of not more than 89,928,058 Grandblue shares at an issue price of RMB8.34 (approximately S$1.74) per share.

Grandblue’s share price before the trading halt was RMB10.22 (approximately S$2.13) per share.

Said Mr. Lin Yan, Executive Chairman and Group CEO, “We are pleased to have reached a new milestone in the proposed sale of our WTE business to Grandblue.

Through this strategic arrangement, we will become the second largest shareholder in Grandblue, enabling a change of our business platform to hold our WTE business in China through Grandblue. This is also in line with our strategy to monetise our assets to enhance shareholder value and explore additional growth.”  

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.