, India

Actis to invest $77M in Indian power projects

 

Actis will invest US$77 million in GVK Energy to underline its commitment to Indian infrastructure.



Actis is an affiliate of the Government of Singapore Investment Corporation. GVK Energy, on the other hand, is one of the first private sector developers in India.

GVK's power portfolio comprises an operational capacity of 909 MW with a further 4200 MW in various stages of development. This funding round enables GVK Energy to further develop, construct and operate power plants in India.


"GVK has been a pioneer in the infrastructure sector in India, having developed India's First Independent Power project. Today, we are poised to significantly grow our energy business to meet the growing demand in India. While this strategic transaction will enable GVK Energy to deploy further capital we believe that both Actis and GIC will prove to be ideal partners in the next phase of the company's growth," said Mr. G V Krishna Reddy, Chairman, GVKPIL.

Michael Till, Partner and Co-Head of Actis's Infrastructure business said, "By investing in such a well-established, highly-respected business as GVK Energy, Actis is helping to secure India's current and future energy needs. We are delighted to be part of this important investment."
 

Follow the link for more news on

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.