, India

Cheap US credit destroying India’s solar sector

An Indian consortium promoting sustainability claims that cheap loans offered by the US to Indian firms are “unethical” and dangerous.

The Centre for Science and Environment said the 3% interest rates offered by the US Exim Bank and the Overseas Private Investment Corporation to Indian solar project developers come with the mandatory condition that Indian firms buy solar panels, solar cells and other equipment from American companies.

“Currently, 80% of Indian manufacturing capacity is in a state of forced closure and debt restructuring with no orders coming to them, while US manufacturers are getting orders from Indian solar power developers,” CSE reported.

CSE said the US was exploiting a loophole under the Jawaharlal Nehru National Solar Mission that plans to install 22,000 MW of solar energy by 2022. The mission mandates a domestic content requirement but does not mention thin-film PV technology.

The US Exim Bank and OPIC have been offering low interest rates and a repayment schedule of up to 18 years to Indian solar project developers on the condition they buy thin-film panels made by US companies, CSE said. Some 60% of PV panels installed in India are thin-film.

Since Indian banks offer interest rate of 14% or more, this has skewed the market in favour of thin-film panels imported from the US. CSE said that thin-film photovoltaic cells have lower efficiencies compared to crystalline panels.

The US said US$248 million has been lent by the US Exim Bank and OPIC for grid-connected solar plants in India. The major beneficiaries in this case have been American producers, according to CSE.


 

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.