, China

China to launch first “nuclear” IPO

China National Nuclear Power Company will IPO to fund projects worth US$27 billion.

China’s first initial public offering by a developer of atomic energy has won the approval of the Ministry of Environmental Protection. The IPO approved by the China Securities Regulatory Commission last January.

The company, a subsidiary of China National Nuclear Corporation (CNCC), may need to raise US$7.9 billion from the share sale, which could prove difficult as IPOs have lost much of their appeal in China. The balance of the funding could come from loans.

The funds will be used to build and operate five nuclear power projects in the Jiangsu, Zhejiang, Fujian and Hainan provinces that will cost some US$27 billion.

“Unless China National Nuclear prices its offering extremely high, investors will like it even though the overall market sentiment may not be ideal,” said Patrick Dai, an analyst at Macquarie in Hong Kong. “China National Nuclear will give the market something it has never seen.”

Founded in 1988, CNCC oversees all aspects of China's civilian and military nuclear programs. China plans to build more nuclear reactors than any other country.

China’s Cabinet has approved in principle a proposed plan on nuclear safety for the five years ending 2015 and long-term targets for 2020.

Jaringan listrik lemah Vietnam menghambat kebijakan pembelian listrik yang langsung

Infrastruktur energi yang buruk menghambat integrasi kapasitas baru dari proyek energi terbarukan (EBT).

Penutupan pembangkit listrik batu bara baru di ASEAN pada 2040 mungkin tercapai

Penambahan pembangkit batu bara baru dan retrofit pembangkit yang ada menjadi risiko lebih besar dalam transisi.

ADB menyetujui pinjaman senilai $500 juta untuk mendukung transisi energi Indonesia

Ini bertujuan membangun kerangka kebijakan yang kokoh dalam mendukung peralihan menuju energi bersih.

Avaada meningkatkan beban energi terbarukan untuk penuhi permintaan pusat data India

Perusahaan menargetkan kapasitas energi terbarukan sebesar 30 gigawatt pada 2030.

Asia-Pasifik mungkin tidak mencapai target energi terbarukan

Negara-negara di kawasan itu harus menarik investasi untuk memajukan tujuan energi bersih mereka.

Laba bersih Adaro turun 12% menjadi $880 juta di Semester 1

Pendapatan turun 15% menjadi $2,97 miliar pada periode tersebut.

ACEN dan Barito Renewables bermitra untuk mempercepat energi angin di Indonesia

Kemitraan ini akan dijalankan oleh anak perusahaan mereka.

Malaysia diminta mengintegrasikan jaringan listrik untuk mempercepat pertumbuhan tenaga surya

Pembatasan penetrasi tenaga surya ke jaringan pada 24% dari permintaan puncak dapat menghambat ekspansi.